Kamis, 06 September 2012

CINTA YANG TERSIMPAN

     Kuraih ponselku, sesaat setelah terdengar bunyi tanda pesan yang masuk. Ada sebuah pesan dari nomor yang aku belum tau milik siapa. Sms itu menanyakan tentang kabarku. Setelah ku jawab, pengirim sms itu mengirim pesan lagi. " Setelah sekian puluh tahun berlalu, ternyata dirimu tidak berubah, senyumanmu masih seperti dulu. Kemarin pagi aku melihat seorang wanita mengendarai mobil berwarna merah, ditemani seorang anak perempuan. Kamu masih inget aku?? Aku Dwight, temen sekolah SMP dulu."
     Dwight, temen sekolah waktu kecil, dulu dia seorang anak yang cerdas, rajin, tapi galak sekali dengan anak perempuan. Hehehehe....ingatanku sejenak kembali ke masa sekolah itu. bukan kenangan dengan Dwight, karena memang tidak ada hal yang khusus, tapi kenangan pada kenakalan teman sekelasku....kenakalan di jaman itu jauh berbeda dengan kenakalan anak jaman sekarang.
     Pikiranku kembali pada pesan diponselku. Dari pesan yang kubaca, kutemukan jawaban dari seloroh anakku kemarin pagi. Saat itu mobil ku berhenti karena lampu lalin menyala merah. Saat itu gadisku bilang:" ngapa lho bapak2 itu ngelihatin mama seperti orang yang gak pernah lihat orang saja.??" "mana??" sambil menjawab, kuinjak gas karena lampu telah hijau..."tadi, waktu kita berhenti, ada seorang bapak, berdiri dipinggir jalan, pake topi ngelihatin mama sampai segitunya,seperti orang yang gak pernah lihat orang saja"
     Ternyata ungkapan anak gadisku itu, hari ini terjawab sudah. Orang yang memandangiku di traffic lights adalah Dwight, pengirim sms itu. Sejak saat itu, Dwight kadang mengirm kabar tentang pekerjaan dan aktifitasnya. Hanya itu. Tak pernah menyinggung tentang rasa. Sampai pada suatu saat dia telp untuk mengungkapkan semua perasaan yang telah disimpan rapi dilubuk hatinya selama berpuluh tahun. Alasan, kenapa orang seperti Dwight melajang sampai usia hampir setengah abad, padahal dia seorang pria yang tampan, gagah, pintar, dan taat beragama.
     " Cita, sejujurnya sejak kita SMP dulu aku sudah punya rasa sayang pada dirimu. Tapi kita masih kecil, jadi aku tidak berani mengungkapkannya. Apalagi, aku sebagai anak lelaki satu satunya dalam keluargaku, orang tuaku mengharuskan aku untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin. Aku tidak boleh dekat dengan wanita sebelum kuliah selesai."
      Aku dengar helaan nafasnya yang panjang. " Tata, kau masih mendengarku??" "iya, aku dengerin kok"jawabku.
     "Ta, tau nggak...waktu SMA aku selalu memantau dirimu diam diam. Waktu mulai kuliah, aku tau dirimu bekerja sambil kuliah di Surabaya. Tapi betapa kagetnya aku, setahun dirimu disana, ku dengar kau menikah. Hancur harapanku Ta..kenapa begitu cepat banget sich dirimu menikah?? Hatiku terluka, sedih ... Sejak saat itu aku coba melupakanmu ta, tapi tak pernah bisa.." memang sejak saat itu, aku dekat dengan beberapa wanita..tapi hanya sekedar dekat. Sungguh, aku tidak dapat berpaling dari dirimu. Akhirnya aku fokus pada kuliah. Dan aku bersyukur setelah selesai kuliah, aku dapat pekerjaan yang bagus. Ingatan tentangmu tak pernah hilang. Aku kubur dalam2 rasa cintaku padamu, tanpa ada seorangpun tau, bahkan orang tuakupun tidak. Sampai detik ini, perasaanku tidak berubah Cita. Sekarang semua sudah aku dapatkan Ta...ya kedudukan, ya harta.....semua bisa kudapatkan, kecuali dirimu." Bahkan setelah sekian puluh tahun, keadaan tidak berpihak padaku. Aku tetap tidak bisa menjangkaumu Cita" 
     Kerongkonganku tercekat, dan terasa kering mendengar pengakuannya. Aku tau dia jujur. Dia tidak salah. Aku juga tidak salah. "halooo.....?? Cita.....??" "iya, aku masih dengerin kok" jawabku. Aku jelaskan padanya, perasaannya tidak salah, orang tuanya juga tidak salah. Tidak ada yang salah. Aku mencoba membangunkan kesadarannya, bahwa memang harus begitu lakon kehidupan yang harus diperankan dalam kehidupannya. 
    Aku memang tidak pernah ada perasaan cinta padanya, tapi aku juga tidak bisa tinggal diam melihat penderitaannya. Apalagi, sejak Dwight mengungkapkan isi hatinya, dia tak pernah berkabar lagi, hingga beberapa minggu kemudian, ada seorang anak datang padaku, mengabarkan kalau Dwight sedang terbaring di rumah sakit. Ada masalah dengan jantungnya.
     Aku coba hubungi ponsel Dwight. Tidak diangkat, tapi dijawab dengan sms. Dia minta maaf, apabila apa yang diungkapkan beberapa waktu lalu, membuat aku terganggu. Dia melarangku untuk bezuk di rumahsakit, karena jika melihat diriku, justru akan membuatnya lebih sakit lagi. Aku hanya bilang, ya sudah, aku bantu doa saja. Semoga cepat sembuh.
     Ya Tuhan....ampuni jika karena aku, ada orang yang menderita. 
     Sejak saat itu, aku mendoakan dia secara khusus...agar dia dapat ikhlas melepaskan apa yang menghimpit perasaannya selama ini, agar ikhlas menerima kenyataan ini. Aku doakan agar dia segera bertemu dengan wanita yang menyayangi dia dengan tulus, dan hidup berbahagia bersamanya. 
     Perasaan cinta itu memang anugerah, tapi jika orang yang kita cintai telah mencintai orang lain, dan mereka bahagia karenanya, hendaknya jangan memaksakan cinta. Karena cinta seperti itu bisa saja bentuk dari kekaguman, atau bahkan sekedar hasrat memenuhi ego.
     Doaku mulai terjawab. Dia dipindah tugaskan ke Sydney. Hari ini genap setahun Dwight tugas disana. Harti ini pula, ada seorang utusan ke rumah untuk menyampaikan sebuah undangan perkawinan. Dwight telah menemukan pelabuhan hatinya. Ku buka undangan itu, aku terkejut, melihat foto calon mempelai wanita....mirip banget dengan diriku. Bedanya, warna matanya biru... Tuhan Maha baik, selalu mendengarkan doa doa dari niat yang baik.
Aku ikut bahagia temanku menemukan kebahagiannya.
     Selamat menempuh hidup baru Dwight, semoga kalian bahagia sampai akhir, tak rapuh oleh hujan tak lekang oleh panas...kekal abadi cintakasih kalian. GBU