Senin, 10 Desember 2012

ULANG TAHUN

     Beberapa waktu lalu, kemarin, hari ini, besok, lusa, beberapa hari lagi....
.Mereka, dirimu, aku dan dia mengenang kembali saat kita terlahir dari rahim ibu kita, masuk dunia yang fana ini. Kita terlahir dari rahim yang berbeda, tapi kita dibentuk oleh Kuasa yang sama. Dia Sang Pencipta, Sang pemberi kehidupan. Dari bayi merah tak berdaya, kita tumbuh dan berkembang. Bilangan2 yang kita lalui sebagai peringatan akan jalan kehidupan yang telah kita lalui. Raga kita berkembang, akan kah jiwa dan iman kita ikut tumbuh dan berkembang???

     Mereka, dirimu, aku, dan dia, mempunyai cara yang berbeda dalam mewujudkan rasa syukur kita pada Yang Maha Kuasa. Dia pencipta langit, bumi dan seisinya....Dia Maha Pintar, apapun bentuk dan bagaimanapun cara kita bersyukur, Dia menerima dan Dia tak akan pernah salah. Mari kita bersandar hanya pada Dia, mohon bimbingan Nya agar kita semakin mengenal Dia dan berbakti kepada Nya. Marilah kita jalani kehidupan kita, pekerjaan kita, tugas tugas kita sebagai persembahan hidup kita pada Dia, karena kepadaNyalah kelak kita akan kembali. Dia begitu mengasihi kita. Kasih Nya begitu luar biasa.

     Kita boleh menerima dan merasakan kasih cinta Nya, kita diciptakan menjadi manusia, diberi kesempatan hidup untuk menikmati segala keagungan ciptan Nya, alam semesta yg begitu elok. Diberi cinta dan kasihnya, baik melalui pengalaman iman maupun melalui orang2 terdekat...Terlebih melalui orang tua, saudara, suami, istri, anak2, kekasih dan sahabat. Tiada yang lebih indah dan membahagiakan selain hidup dalam Kasih Tuhan.

     Begitupun aku, ku bersyukur pada Tuhan, aq boleh menerima sapaan Kasih Nya, melalui teman2 ku, keluargaku pada hari ini, hari dimana aq mengingat kembali waktu2 yang telah kulalui, waktu yang penuh dengan suka dan duka, susah senang. Semua aku syukuri, aku ikhlas menerima, karena memang itu sudah tertulis sebagai skenario kehidupan yang harus aku lakoni. Aku bahagia bersama Nya. Satu yg kumohon di hari ultahku ini, semoga Dia berkenan menurunkan Roh Kudus Nya, untuk membimbing aku, agar aku semakin mengenal Dia, berbakti kepada Nya dan aku selalu hidup seturut kehendakNya, krn kepada Nya kelak aku akan kembali. Amin.

Terimakasih untuk teman2ku, saudara2 ku, keluargaku atas perhatiannya, ucapannya, terlebih atas doa2 untukku dihari yang istimewa ini. Semoga kita semua senantiasa dilindungi dan diberikan rahmat kedamaian lahir dan batin. Tuhan memberkati.

Maaf ya, baru bisa bagi bagi gambarnya....hehehehe.
Salam kasih.

Kamis, 22 November 2012

PENGEMIS

     Seperti biasa setiap latihan aku pulang dengan naik taxi. Tapi kemarin sore mbak Tika ada bersamaku naik taxi, karena cuaca hujan. Sesaat waktu kami berhenti di traffic light, sopir taxi nyeletuk:" anak siapaaa itu, disuruh hujan hujanan cari duit??"..... Dengan spontan, aku dan mbak Tika mengikuti arah tangan pak sopir yang menunjuk pada seorang gadis kecil, sekitar 7 th. Rambut dan badannya dibiarkan basah. Gadis kecil itu mendekati pengendara motor sambil menadahkan tangan. Terenyuh hatiku melihat anak itu. Namun karena lampu hijau sudah menyala, anak itu tidak sempat menghampiri taxi kami.

     Dalam perjalanan, kami berbincang tentang pengemis pengemis yang sering kami temui. Aku sendiri pernah melihat hal yang cukup menggelitik pikiranku. Seorang bocah lelaki, kecil...sekitar umur 5 th, dengan koran ditangan, mendekati pengendara sepeda motor, dan tanpa takut meletakkan koran itu di motor orang yang sedang berhenti di traffic light. Pengendara motor itu nampak kaget, dan bertanya"ini apa? untuk apa?' lalu si anak minta uang. tapi pengendara motor tidak mau menerima koran itu. Sesaat pandangan kualihkan ke pinggir jalan...ke trotoar...ada seorang ibu muda, sehat, duduk berhadapan dengan bocah perempuan sekitar 7 tahun. Ibu itu mengenakan jaket, dan menutupi sebagian wajahnya dengan jaket itu. Si bocah perempuan, nampak serius memperhatikan sesuatu dibawah wajah ibu muda yang tertunduk dan sedikit tertutup jaket itu. Ternyata si ibu itu sedang kutak kutik mainan hp.(telepon genggam) wooowww!!

     Mbak Tika pun bercerita, bahwa suatu saat, dia melihat dan memergoki sendiri, bahwa pengemis pengemis itu ada yang mensuplai makanan. Pernah juga memergoki saat pengemis pengemis itu di "drop" di tempat "kerja" mereka. Duh!!
Kata mbak Tika, "makanya pengemisnya gemuk gemuk dik"hehehehehe.....juga disaat jam "istirahat" mereka bisa dengan santai bermain telepon genggam. Pengemis kita ternyata canggih, hehehehe...

     "Itu belum seberapa mbak" kata pak sopir. Coba mbak perhatikan, mereka yang menari di traffic light itu. Penghasilan mereka mengalahkan pegawai lho. Mereka lebih pinter matematikanya daripada kita. Coba hitung saja, berapa kali lampu merah menyala, lamanya berapa detik. Sekali lampu menyala merah, ada yang memberi Rp.500 rupiah saja, sudah berapa per jam, per hari....??
Jadilah kami bertiga ikut ikutan "menghitung"hehehehe... Jumlahnya begitu fantastik.

     Memang jika di kota kota, banyak orang yang mengemis sebagai mata pencaharian, sebagai profesi. Ada yang sahat, ada yang cacat, ada yang pura pura sakit, dll.....Banyak mereka yang memiliki rumah lebih dari layak. Bahkan memiliki kendaraan bermotor. Tapi disisi lain, ada juga orang yang sungguh sungguh kekurangan. Seperti pengalaman beberapa waktu lalu, yang membuat air mataku mengalir.
Waktu kami melewati kota Temanggung, hari sudah larut malam. Karena lelah dan ngantuk, kami putuskan untuk mencari restoran yang masih buka. Sebelum masuk ke restoran, tiba tiba pandanganku menatap sesosok perempuan yang sudah tua, berjarak sekitar 20 m di depanku. Perempuan tua itu sedang membentangkan tikar di depan sebuah ruko yang sudah tutup. Waktu kami keluar dari resto, dan kendaraanku melewati ruko itu, mataku menatap wanita tua itu, dan sepertinya wanita tua itu juga melihatku. Pandangan matanya mengingatkanku pada sosok ibuku yang telah tiada. Rambutnya memutih, memakai baju berlapis lapis, mungkin untuk menahan udara dingin. Dia duduk, disampingnya ada buntelan kain...dia duduk berselonjor.
Pandangan mata wanita tua itu mengingatkanku pada ibuku yang beberapa tahum lalu telah tiada. Air mataku mengalir. Akhirnya aku tidak tahan, putar balik arah aku kembali menghampiri wanita tua itu. Kuulurkan sedikit tanda kasihku padanya. 

     Lain waktu, aku dikirimi foto dari sahabatku...dia sempat memotret seorang lelaki muda yang mengais tempat sampah untuk mencari sisa sisa makan, dan langsung dimakan. Duh!!. Jika kita melihat seperti itu, apa yang kita lakukan?? Cukup memandangnya dengan iba?? Atau berani melakukan sesuatu ??

      Tak akan habis cerita tentang pengemis dinegeriku yang subur ini. Apa penyebabnya??? Harus bagaimana "mendandani"mereka?? Mengubah pola pikir mereka?? Mencegah supaya "penyakit"itu tidak mewabah?? Apa yang salah dengan di negriku ini?? Jawabnya....???
     
    




    


Kamis, 06 September 2012

CINTA YANG TERSIMPAN

     Kuraih ponselku, sesaat setelah terdengar bunyi tanda pesan yang masuk. Ada sebuah pesan dari nomor yang aku belum tau milik siapa. Sms itu menanyakan tentang kabarku. Setelah ku jawab, pengirim sms itu mengirim pesan lagi. " Setelah sekian puluh tahun berlalu, ternyata dirimu tidak berubah, senyumanmu masih seperti dulu. Kemarin pagi aku melihat seorang wanita mengendarai mobil berwarna merah, ditemani seorang anak perempuan. Kamu masih inget aku?? Aku Dwight, temen sekolah SMP dulu."
     Dwight, temen sekolah waktu kecil, dulu dia seorang anak yang cerdas, rajin, tapi galak sekali dengan anak perempuan. Hehehehe....ingatanku sejenak kembali ke masa sekolah itu. bukan kenangan dengan Dwight, karena memang tidak ada hal yang khusus, tapi kenangan pada kenakalan teman sekelasku....kenakalan di jaman itu jauh berbeda dengan kenakalan anak jaman sekarang.
     Pikiranku kembali pada pesan diponselku. Dari pesan yang kubaca, kutemukan jawaban dari seloroh anakku kemarin pagi. Saat itu mobil ku berhenti karena lampu lalin menyala merah. Saat itu gadisku bilang:" ngapa lho bapak2 itu ngelihatin mama seperti orang yang gak pernah lihat orang saja.??" "mana??" sambil menjawab, kuinjak gas karena lampu telah hijau..."tadi, waktu kita berhenti, ada seorang bapak, berdiri dipinggir jalan, pake topi ngelihatin mama sampai segitunya,seperti orang yang gak pernah lihat orang saja"
     Ternyata ungkapan anak gadisku itu, hari ini terjawab sudah. Orang yang memandangiku di traffic lights adalah Dwight, pengirim sms itu. Sejak saat itu, Dwight kadang mengirm kabar tentang pekerjaan dan aktifitasnya. Hanya itu. Tak pernah menyinggung tentang rasa. Sampai pada suatu saat dia telp untuk mengungkapkan semua perasaan yang telah disimpan rapi dilubuk hatinya selama berpuluh tahun. Alasan, kenapa orang seperti Dwight melajang sampai usia hampir setengah abad, padahal dia seorang pria yang tampan, gagah, pintar, dan taat beragama.
     " Cita, sejujurnya sejak kita SMP dulu aku sudah punya rasa sayang pada dirimu. Tapi kita masih kecil, jadi aku tidak berani mengungkapkannya. Apalagi, aku sebagai anak lelaki satu satunya dalam keluargaku, orang tuaku mengharuskan aku untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin. Aku tidak boleh dekat dengan wanita sebelum kuliah selesai."
      Aku dengar helaan nafasnya yang panjang. " Tata, kau masih mendengarku??" "iya, aku dengerin kok"jawabku.
     "Ta, tau nggak...waktu SMA aku selalu memantau dirimu diam diam. Waktu mulai kuliah, aku tau dirimu bekerja sambil kuliah di Surabaya. Tapi betapa kagetnya aku, setahun dirimu disana, ku dengar kau menikah. Hancur harapanku Ta..kenapa begitu cepat banget sich dirimu menikah?? Hatiku terluka, sedih ... Sejak saat itu aku coba melupakanmu ta, tapi tak pernah bisa.." memang sejak saat itu, aku dekat dengan beberapa wanita..tapi hanya sekedar dekat. Sungguh, aku tidak dapat berpaling dari dirimu. Akhirnya aku fokus pada kuliah. Dan aku bersyukur setelah selesai kuliah, aku dapat pekerjaan yang bagus. Ingatan tentangmu tak pernah hilang. Aku kubur dalam2 rasa cintaku padamu, tanpa ada seorangpun tau, bahkan orang tuakupun tidak. Sampai detik ini, perasaanku tidak berubah Cita. Sekarang semua sudah aku dapatkan Ta...ya kedudukan, ya harta.....semua bisa kudapatkan, kecuali dirimu." Bahkan setelah sekian puluh tahun, keadaan tidak berpihak padaku. Aku tetap tidak bisa menjangkaumu Cita" 
     Kerongkonganku tercekat, dan terasa kering mendengar pengakuannya. Aku tau dia jujur. Dia tidak salah. Aku juga tidak salah. "halooo.....?? Cita.....??" "iya, aku masih dengerin kok" jawabku. Aku jelaskan padanya, perasaannya tidak salah, orang tuanya juga tidak salah. Tidak ada yang salah. Aku mencoba membangunkan kesadarannya, bahwa memang harus begitu lakon kehidupan yang harus diperankan dalam kehidupannya. 
    Aku memang tidak pernah ada perasaan cinta padanya, tapi aku juga tidak bisa tinggal diam melihat penderitaannya. Apalagi, sejak Dwight mengungkapkan isi hatinya, dia tak pernah berkabar lagi, hingga beberapa minggu kemudian, ada seorang anak datang padaku, mengabarkan kalau Dwight sedang terbaring di rumah sakit. Ada masalah dengan jantungnya.
     Aku coba hubungi ponsel Dwight. Tidak diangkat, tapi dijawab dengan sms. Dia minta maaf, apabila apa yang diungkapkan beberapa waktu lalu, membuat aku terganggu. Dia melarangku untuk bezuk di rumahsakit, karena jika melihat diriku, justru akan membuatnya lebih sakit lagi. Aku hanya bilang, ya sudah, aku bantu doa saja. Semoga cepat sembuh.
     Ya Tuhan....ampuni jika karena aku, ada orang yang menderita. 
     Sejak saat itu, aku mendoakan dia secara khusus...agar dia dapat ikhlas melepaskan apa yang menghimpit perasaannya selama ini, agar ikhlas menerima kenyataan ini. Aku doakan agar dia segera bertemu dengan wanita yang menyayangi dia dengan tulus, dan hidup berbahagia bersamanya. 
     Perasaan cinta itu memang anugerah, tapi jika orang yang kita cintai telah mencintai orang lain, dan mereka bahagia karenanya, hendaknya jangan memaksakan cinta. Karena cinta seperti itu bisa saja bentuk dari kekaguman, atau bahkan sekedar hasrat memenuhi ego.
     Doaku mulai terjawab. Dia dipindah tugaskan ke Sydney. Hari ini genap setahun Dwight tugas disana. Harti ini pula, ada seorang utusan ke rumah untuk menyampaikan sebuah undangan perkawinan. Dwight telah menemukan pelabuhan hatinya. Ku buka undangan itu, aku terkejut, melihat foto calon mempelai wanita....mirip banget dengan diriku. Bedanya, warna matanya biru... Tuhan Maha baik, selalu mendengarkan doa doa dari niat yang baik.
Aku ikut bahagia temanku menemukan kebahagiannya.
     Selamat menempuh hidup baru Dwight, semoga kalian bahagia sampai akhir, tak rapuh oleh hujan tak lekang oleh panas...kekal abadi cintakasih kalian. GBU











Rabu, 18 April 2012

R A S T R I

     Puji Tuhan....akhirnya aku sampai di depan rumah peninggalan orang tuaku. Pk.8 pagi aku sudah sampai di Jogja setelah menempuh 3 jam perjalanan dari rumahku. Kumatikan mesin dan ku buka pintu mobilku. Tiba tiba kudengar suara nyaring..melengking...:" aloooo.....aloooo....aloooo...." Aku menoleh kucari arah suara tadi. Aku tersenyum mendapatkan wajah mungil melongok keluar jendela dari rumah tetangga depan rumahku..." aloooo jugaaaaa..... dah mandi belum?? tanyaku" udah." "..udah maem juga' bibir mungil itu menjawab... "Bentar ya....budhe naruh tas dulu...Rastri aja yang main tempat budhe " jawabku sambil mengangkat tas dan masuk ke dalam rumah.

      Masuk rumah, kerinduan menyergapku. Dulu semasa bapak masih hidup, selalu menyapaku: "sama siapa nduk?? Dari Semarang jam berapa??.... Aku termangu di pintu kamar Bapak (alm)... kuhela nafas panjang< masih hangat dalam ingatan saat saat terakhir bersamanya...seratus hari yang lalu serasa baru kemarin... Seketika lamunanku buyar tatkala tangan kecil memegang jariku. Kutatap wajah polos di sampingku...aku tersenyum menatapnya..." Budhe nangis ya?? inget eyang ya??" ku gelengkan kepala sambil berusaha menahan agar airmataku tidak menetes.

      Kuraih tubuh mungil itu, ku gendong ke ruang tamu, dan kupangku dia. Tiap aku menatap wajah itu, aku makin sayang sama dia. RASTRI. Anak yang waktu dalam kandungan tumbuh bersama dengan tumor. Rastir lahir dengan normal dan selamat atas Kebesaran Tuhan.
 
     Setyowati, ibunya, saat mengetahui dirinya terlambat bulan dia memeriksakan diri ke dokter. Hasil lab sungguh mengejutkan, karena selain dia diketahui positif hamil, dalam kandungannya juga ditemukan tumor. Dokter menyarankan agar kandungannya digugurkan saja, daripada nyawanya terancam, dan si calon bayi juga ada kemungkinan cacat.
 
     Sasongko, suaminya menolak dengan tegas saran dari dokter. Sasongko sosok lelaki yang sungguh sungguh menjalankan amanah sebagai bapak yang mengimami keluarga. Dia yakin dengan keputusannya, meski dia tau segala resiko dari keputusannya itu. Setyowati tetap meneruskan mengandung anak ke duanya itu, bersama tumor. Sungguh besar perjuangannya, deritanya tak terungkap kata apa yang dirasakan selama mengandung. Sasongko selalu membesarkan hati istrinya, dan meyakinkannya, bahwa Tuhan pasti akan menjaga dia dan bayi yang dikandungnya. Mereka tak hentinya berdoa, Sholat lima waktu dan tahajud tak pernah lupa. Tak terasa kandungan Setyowati sudah 9 bulan. Dokter menyarankan agar persalinan dilakukan dengan bedah caesar. Kali ini demi keselamatn istri dan bayinya, Sasongko menyetujui saran dokter. Sasongko pasrah...dalam kepasrahannya, dia berdoa dan doanya dikabulkan, anaknya lahir secara normal sebelum operasi dilakukan. Bayi permpuan itu lahir dengan tubuh sempurna, lengkap tak bercacat, wajahnya manis.
     "Budhe..budhe..aku mau minum jeruk" suara Rastri manja. Aku sudah tau apa maksud permintaannya tadi. "hayuuukk"" jawabku sambil kutuntun dia ku ajak kel;uar rumah... Aku antar dia ke rumahnya untuk minta ijin pada ibunya. Segera kuajak Rastri ke Minimarket yang ada. Rastri anak mungil yang manis, tidak nakal, dan keinginannya tidak neko neko. Sampai minimarket, dia hanya mengambil minumal jus jeruk kemasan yang dia suka. Kutawarkan berbagai jajanan kesukaan anak anak pada umumnya, tapi dia menggeleng. Selalu begitu. Kalau aku berhasil membujuk untuk memilih jajanan lain, hanya ice cream, yang lainnya tidak. Aku kagum dengan sikapnya itu. Seorang bocah umur 3 tahun, tapi sudah punya prinsip yang kuat. Meski disodorkan hal hal yang menggiurkan, dia bergeming, tetap pada pendiriannya. Semoga kamu kelak tetap jadi wanita yang punya pendirian teguh ucapku dalam hati.
   
     Bila kuingat keluarga kecil itu, selalu membuatku merenung...Masih adakah Sasongko,Setyowati dan Rastri yang lain saat ini?? Berkeyakinan kuat akan campurtangan Tuhan dalam setiap permasalahan hidup?? Bertekun dalam doa?? Yang sabar dalam kesusahan ??Yang teguh dalam pendirian akan kebenaran???

       Namun apa yang aku saksikan di jaman sekarang, membuat aku menarik nafas yang panjang. Begitu banyaknya orang orang yang menghalalkan segala cara untuk mengejar ambisinya. Main hakim sendiri, cari keuntungan diri.tidak rela melihat orang lain melebihi dirinya...Serakah.!!Yang lebih parah lagi, banyak yang "Jarkoni"( isa ujar ora nglakoni.) Bahkan apa yang terucap tidak sama denga isi hati yang sesungguhnya. Musang berbulu domba dll. Kejujuran sudah jadi hal yang langka.

     Semoga sifat Sasongko,Setyowati dan Rastri masih ada di hati setiap insan. Berserah dalam keyakinan pada Tuhan, dalam kepasrahan yang berpengharapan. Hidup seturut kehendak Nya. Semoga.
 

Senin, 16 Januari 2012

KUPEGANG PESAN ITU

     Suatu senja di suatu hari di akhir Juli 2003,  kau duduk memandang jauh....mungkin kau mengenangkan kembali saat saat manis dan pahit hidup bersamanya.... Dia yang telah lebih dari 50 tahun mendampingimu...melahirkan kami, anak anakmu..." hayooo...bapak melamun ya??" kau hanya menjawab dengan senyuman....kulihat guratan sedih di dahimu yang sudah keriput oleh waktu.
     Tiba -tiba seekor tekukur hinggap di pundakmu. Tekukur tak hendak pergi walaupun kau berusaha menghalaunya.. Tekukur jadi teman yang setia menghibur dengan nyanyiannya tiap kali kami sowan padamu. Hari berganti minggu...minggu berganti bulan, dan tahun... Dalam kesendirian kau jalani hari demi hari, karena kau ,memilih tinggal sendiri di rumah yang penuh kenangan bersamanya. Tubuhmu semakin tua dan renta. kami putra putrimu ingin sekali engkau tinggal bersama kami, tapi kau memilih tetap tinggal di rumah yang telah mengukir lembaran hidupmu dengan lukisan kenangan penuh warna. 
     Tiap kami pulang menengokmu, selalu saja ada cerita darimu..cerita tentang kebijaksanaan, tentang kemurahan hati, tentang segala hal yang kau alami juga tentang orang orang yang sering menemanimu. tak pernah terucap keluhan darimu...bahkan saat pandanganmu mulai kabur karena katarak,kau tak mengeluh... 
     Suatu hari ku pulang menengok bapak...."nduk, kemarin bapak dapat kiriman rantang dari budemu, ada gorengan yang bapak sisihkan, pikir bapak bisa untuk makan sore, bapak pikir itu empal goreng, tp waktu bapak makan, ternyata ubi goremg...oalaahhh..mata kalau sdh tua .."" bapak bercerita sambil terkekeh ingat kejadian kemarin.. Aku ikut tersenyum, tapi hatiku berdesir...aku tau bapak butuh operasi katarak, tapi saat itu aku belum bisa berbuat apa apa. Tapi aku mulai memikirkannya.
     Minggu berikutnya saat aku pulang, bapak bercerita lagi....masih tentang matanya.... "bapak kemarin marah marah sendiri...bapak jengkel dengan diri sendiri!! kenapa mau makan saja kok gak bisa nyendok nasi dari piring?? tapi setelah sendok tak balik, bapak jadi tertawa sendiri sampai keluar air mata setelah bapak tau, kalau bapak nyendok nasinya pake punggung sendok!!hahaha" ....kali ini aku ikut tertawa... Aku matur bapak.. "Bapak kersa operasi katarak??" bapak bersedia.. Akhirnya bapak menjalani operasi katarak didampingi kakakku. Bapak begitu bahagia, senang dapat memandang anak cucunya dengan jelas saat kami pulang mengunjungi beliau.
     " Lho...bapak kok merokok lagi??" tanyaku kaget saat aku pulang, ketemui bapak sedang merokok, padahal sudah beberapa waktu tidak merokok...." lha bapak pikir, dapur itu tempat api, atapnya kena asap terus, tapi malah gak gampang lapuk !"....jawab bapakku sambil tersenyum...ahhh, bapak, selalu saja menghadapi segala sesuatu dengan canda....
    Banyak kenangan lucu bersamamu bapak...tapi semua itu tinggal kenangan. Awal Nopember 2011 ku dapat telp dari Arif anak yu Poni yang ngabdi bapak, bahwa bapak sakit. Segera aku pulang, kubawa bapakku ke RS.Bapak menjalani rawat inap 8 hari... tapi awal Desember anfal lagi, dan menjalani rawat inap di rumah sakit. Saat sakit, bapak sering bilang bahwa almahumah ibu sudah menjemputnya..... tapi bapak punya suatu harapan. Bapak mengharapkan, kelak aku mau tinggal di rumah dulu aku dibesarkan... Aku tidak mau mengecewakan bapak, kuturuti dan kuwujudkan harapan bapak padaku. Saat bapak melihat, bahwa aku sedang mewujudkan harapannya, beliau terlihat bahagia.... " bapak sekarang sudah lega..sudah tidak ada beban, sekarang tinggal nunggu saatnya saja'....hatiku tercekat mendengar perkataannya..inikah saat saat terakhir kami bersama di dunia ini??..." Semua Tuhan yang mengatur pak" jawabku sambil kupalingkan wajah agar air mataku tidak tumpah...
     Rabu. 28 Desember 2011 pagi...dalam tidur bapak sebut sebut namaku 3 kali...kujawab dan kubisikkan, bahwa aku selalu disisinya, menungguinya... bapak kembali tenang, tapi hari itu bapak sudah tidak mau diajak komunikasi. Malam hari, bapak mendatangiku dalam mimpi, "nduk, kalau kamu ada apa apa, kamu matur bapak saja!!.pokoknya, kalau ada apa-apa bilang saja sama bapak!!"..aku terbangun...pesan itu terngiang jelas ditelingaku...aku berdoa, bersyukur aku boleh mendapatkan pesan dari bapak..aku dapat firasat, bapak akan meninggalkan aku untuk selamanya. Jumat, 30 Desember 2011, pukul 12.30 bapak meninggalkan kami untuk selamanya, bersama ibu yang menjemputnya kembali kepada Tuhan. Selamat jalan Bapak, terimakasih telah menjadi bapak yang baik bagi kami, terimakasih kau tetap menjadi pelindungku untuk selamanya, sesuai pesanmu.. aku akan tetap pegang pesanmu dan aku akan berusaha untuk memenuhi harapanmu padaku. Tuhan, ampuni dosa bapakku dan ibuku yang telah kembali kepadaMu.. berikanlah kebahagiaan kekal bagi mereka. Amin.
     Ada hal yang menyentuh hati kami...bersamaan dengan kepulangan bapakku kembali padaNYA, burung tekukur yang dulu hinggap dipundak bapak, yang setia menemani 9 tahun lebih, pada waktu dan hari yang sama ikut mati tanpa sebab. Sungguh sebuah pembelajaran indah tentang sebuah kesetiaan.