Selasa, 03 Mei 2011

Dia Sungguh Menyentuhku

     Beberapa minggu sebelum masa prapaskah tahun ini, aku mulai mengalami hal ini....Mungkin bagi sebagian orang, pengalamanku ini sebuah hal yang biasa, mungkin juga ada yang berpendapat terlalu sentimentil. Aku tak peduli apapun pendapat orang. Aku sangat mensyukuri apa yang kualami dan hal ini semakin menambah keyakinanku akan Dia.....bahwa Dia sungguh nyata dan sangat mencintai aku.
     Seperti biasa hari Minggu itu kami, (aku,suami dan anakku) ke gereja untuk mengikuti misa. Kami menempati deretan bangku yang agak di belakang. Kuikuti perayaan Misa dengan sepenuh hatiku. Pada saat kami memuliakan Dia dengan madah "Kemuliaan", tiba tiba sesaat aku mencium aroma anggur....tipis.....namun saat Konsekrasi, kembali tercium olehku aroma anggur yang kuat, padahal kami jauh dari altar... Saat itu aku sungguh merasakan Dia hadir dalam Ekaristi tersebut. Aku merasakan sesuatu di hatiku yang tak dapat kuungkapkan dengan kata kata. Aku sangat bersyukur, dan aku merasa imanku semakin dikuatkan.
     Minggu masa prapaskah, aku tidak ingat minggu ke berapa....sewaktu mengikuti misa, kembali aku menerima SapaanNYA.....begitu dekat...menyentuh lembut panca indraku...Sesaat menjelang konsekrasi, aku mencium aroma ratus pedupaan...padahal saat itu tidak ada pendupaan. Hatiku merasakan sesuatu yang tak dapat kuungkapkan dengan kata-kata....rasa itu menelusuri relung palung hati ku yang paling dalam.....ada haru  di sana....Aku semakin hanyut dalam penghayatan konsekrasi, seakan kusaksikan kembali saat saat Tuhan Yesus mengadakan perjamuan terakhir. Pudji Tuhan...syukur PadaMu karena cinta MU yang amat luas tak terbatas.... Engkau sungguh nyata...cinta Mu sungguh besar kapadaku yang lemah dan berdosa ini...
     Hari-hari semakin dekat dengan pekan suci.... Aku menyadari, masih sangat kurang kesiapanku untuk menyambutnya. Aku belum memanfaatkan waktu yang ada sebaik baiknya...Waktu 40 hari, rasanya belum cukup bagiku untuk melakukan pertobatan. Dengan segala ketrbatasan dan kekuranganku, aku menyambut pekan suci tahun ini. Minggu Palma berlalu dengan segala kemeriahannya.... Kamis Putih kuikuti dengan penuh penghayatan, tapi aku tidak bisa mengikuti tuguran, walaupun aku sangat ingin...
      Tibalah saatnya Ibadat Jumat Agung, saat kita merenungkan kembali saat-saat Yesus menderita yang amat sangat...!! Menderita karena dosa-dosa manusia, termasuk dosa-dosaku......Ampuni aku Tuhan..... Ibadat Jumat Agung, sungguh ibadat yang sangat agung. Saat penghormatan salib adalah saat yang begitu mengiris perasaanku... Aku tak bisa membayangkan betapa hebatnya derita yang harus Dia tanggung... Hatiku semakin terenyuh.... Setelah penghormatan salib, kupersiapkan hati untuk menerima komuni.... Ya Tuhan, Tuhan tidak pantas datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh....
     Kulangkahkan kaki, selangkah demi selangkah untuk menyambut NYA....Saat kubersujud untuk bersyukur, kembali Engkau menyapaku...tidak hanya menyapa, tapi Engkau sungguh nyata...ada....Saat itu aku bersujud dengan mata terpejam, baru kuucap dalam hati "trimakasih Tuhan".....tiba tiba aku seperti melihat potongan sebuah film yang membuat aku tercekat tak mampu berucap sepatah katapun.... Aku melihat diriku sendiri bersujud di depan Tuhan Yesus yang juga sedang dalam posisi duduk, berjubah putih dengan rambut berjuntai, sebagian menutup wajah NYA.... Hatiku begitu mengharubiru....aku merasakn cintaku pada NYA yang begitu kuat....kuulurkan tanganku untuk menyentuh Wajah NYa dengan sehelai kain putih ditanganku....air matakumengalir deras....batinku hanya mampu berucap Yesus.... Yesus ...Yesus.....
     Tiba- tiba kutersadar, karena suara anakku Satria yang bertanya pada suamiku, kenapa aku menangis... Terimakasih Tuhan, segala pujian bagi Mu..... Sungguh aku bersyukur, aku yang lemah dan berdosa ini, boleh menerima karunia Mu yang besar.... Sungguh cinta Nya begitu besar kepadaku, dan aku semakin mencintai Nya....Ternyata "hadiah" untukku belum cukup.Kembali aku menerima sentuhan Nya saat aku mengikuti Misa malam Paskah, malam penantian dalam menyambut kebangkitan Nya... Sama seperti waktu ibadat Jumat Agung.... Setelah aku menyambut roti komuni sebagai perwujudan dari Tubuh dan Darah Nya, aku bersuju, bersyukur... saat itulah kembali aku merasakan sentuhanya berupa hembusan angin nan lembut, sejuk menerpa wajahku.... Aku merasakan kedamaian yang sangat... Terimakasih Tuhan....Engkau sungguh mencintaiku...menyentuhku secara nyata melalui panca indraku.... Dia sungguh menyentuhku....
     Tuhan ada diantara kita... Dia menyentuh kita masing- masing dengan cara yang berbeda.... yakinlah Dia sangat mencintai kita, dengan cinta Nya yang luar biasa...tak terbatas.... Semoga iman kita semakin dikuatkan, dan senantiasa berusaha untuk tidak menambah beban penderitaan Nya... Tuhan memberkati.